Halaman

Sabtu, 30 Juni 2012

Everest: hari 25


salah satu sudut Garden of Dream

Aku ngga menyangka bahwa di tengah hingar bingar kota Khatmandu yang kini dilanda aksi demo menuntut dibentuknya konstitusi yang sah, ternyata ada oase yang menyegarkan. Oase itu adalah sebuah taman yang dibangun oleh Kaiser Sumsher Rana di awal tahun 1920. Dan entah sejak kapan diberi nama, tetapi taman ini dikenal dengan sebutan "Garden of Dream".


Garden of Dream tersembunyi di balik tembok bata yang cukup tinggi. Tetapi begitu masuk, kau akan kaget karena akan mengira kau sedang melihat pemandangan di salah satu tempat di negara Barat. Memang, taman ini sangat unik, karena dibangun dengan gaya eropa di tengah kota Khatmandu yang sebenarnya lebih banyak dipengaruhi oleh budaya hindu dan India. Layaknya taman-taman berkelas gaya barat, taman ini dihiasi paviliun, air mancur, patung-patung hewan, dan rangkaian tanaman rambat dengan bunga aneka warna yang membentuk lorong-lorong. Menurut cerita, Kaiser sengaja membangun 6 paviliun yang berbeda, sesuai dengan 6 musim yang datang ke Khatmandu setiap tahunnya. Hampir di setiap sudut taman terdapat bangku untuk duduk santai atau tidur-tiduran. Semuanya dibentuk dengan desain yang tertata dengan indah. Jika kurang, wisatawan pun dapat menyewa matras untuk berbaring di halaman rumput.
para koki, Candle Baba yg sebelah kiri

Dari semua pengunjung yang ada, kebanyakan pengunjuknya adalah turis barat ketimbang warga khatmandu. Padahal karcis masuknya terbilang murah, lho...hanya 160 rupee per orang (dan kamu bisa berada disana seharian...). Ingin rasanya mengajak teman-teman datang menikmati taman ini. Entah apa sebenarnya yang menginspirasi Kaiser, tetapi Menurutku, ini adalah taman pribadi terindah sepanjang masa...aku belum pernah menemukan yang lebih indah dari ini..(mungkin Kaiser adalah orang pecinta seni)

Perlu diketahui, bahwa Garden of Dream yang hari ini ada tidak sama persis dengan taman yang dikonsep Kiser. Sepeninggal Kaiser, taman ini terbengkalai selama puluhan tahun. Aku melihat foto taman ini sebelum direnovasi...sudah mirip hutan...! Tanaman liar dimana-mana, menutupi patung-patung dan merambati kolam-kolam kecil. garden of Dream akhirnya  dibangun ulang menyerupai aslinya pada tahun 2000 - 2007 dengan bantuan dana dari pemerintah Austria (walaupun sebenarnya, hanya setengah dari taman ini saja yang berhasil direnovasi). Kini pengelolaan Garden of Dream berada di tangan kementrian pendidikan.


ini enak banget...tapi lupa namanya:p
Salah satu yang bari dari konsep Garden of Dream adalah terdapat restaurant dan cafe yang sangat cozy. Menu makanannya pun yang sebagian besar menu eropa rasanya sangat enak. Kami berkenalan dengan 2 koki restaurant tersebut. Aku lupa nama koki yang muda, namun koki yang lebih tua biasa dipanggil "candle baba", karena selain bekerja sebagai koki di siang hari, ia membuat lilin handmade di malam hari dan menjualnya dalam jumlah kecil ke beberapa kenalan. Penghasilannya dari membuat lilin tidaklah banyak, namun hal itu menunjukkan bahwa profesi sebagai koki di restaurant mahal pun dinilai tidak cukup untuk menyokong seluuh kebutuhan keluarganya. Sebagai salam perkenalan, candle baba memberikan masing-masing kami karrya lilinnya yang berbentuk mawar. Terus-terang saja, aku tersentuh dengan ketulusannya...dan memilih betah untuk berlama-lama di taman ini sambil menikmati hidangan, mulai dari salad di menu pembuka hingga yogurt buah sebagai menu penutup. Sesekali aku menengok ke luar jendela, dan melihat bangku-bangku taman dipenuhi pasangan yang sedang pacaran, nostalgia, atau hanya membaca buku dan bermalas-malasan. Aku rasa pemilihan nama untuk taman ini sungguh tepat... Taman ini menjadi tempat bermimpi dan berkhayal di tengah kenyataan situasi Nepal yang saat ini jauh dari harapan warga negaranya....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar