Halaman

Senin, 11 Juni 2012

Everest: Hari 1

pegunungan himalaya


Mungkin ada banyak temanku yang bertanya2 kok aku mau sih ambil tugas liputan ke himalaya? Hah...jangankan mereka, aku pun bertanya kepada diriku sendiri, bagaimana mungkin dengan cepat aku mengatakan "ya" atas tawaran liputan ke himalaya. Padahal Aku bukan climber ataupun trakker. Klo soal pengalaman mendaki, Aku cuma pernah mencapai monastery di Petra, Yordan (tahun lalu) dan ke Bromo, Jawa Timur (pas SMP). Klo dulu aku pernah meliput di gunung merapi (2010) hampir 1 bulan, itu pun naiknya pake kendaraan..(_ _)

makan malam bersama tim bravo
Terlepas dari minimnya pengalamanku itu, jujur...saat menerima tawaran liputan ini, aku antusias banget.... Ngga banyak lho..orang indonesia bisa ke himalaya sebelumnya (dan sampe sekarang juga, kayaknya jarang yang mau), dan sekarang aku justru dapat kesempatan buat liputan kesana, karena tim seven summit indonesia mau mendaki gunung tertinggi di dunia, everest.....!!!!  Pertanyaan demi pertanyaan selama berminggu2 seperti berebutan memasuki kepalaku.....kira2 himalaya itu seperti apa,ya??? Kira2 aku bisa dapat berita apa aja,ya? Bagiku, liputan pendakian everest punya nilai prestis yang tinggi, baik untuk si pendaki, maupun jurnalisnya sendiri.

Hanya ada 3 jurnalis yang ikut dalam ekspedisi kali ini: aku, anton ( cameraman),dan harry ( anak kompas). Tugas kami adalah menulis perjalanan ekspedisi seven summit yang akan segera berakhir dengan mendaki everest. Sebelumnya, sejak tahun 2010, tim seven summit indonesia telah mencapai 6 gunung tinggi lainnya di 6 negara, seperti cartenz pyramid ( papua), kilimanjaro ( tanzania), elbruz ( rusia), vinson massif (antartika), aconkagua (argentina), dan denali (alaska). Jadi, rencananya, saat kami mecapai everest base camp (EBC) di ketinggian 5300 m dpm, kami akan tinggal disana sampai tim mencapai puncak everest. Diperkirakan tim membutuhkan waktu 7-10 hari untuk berangkat dari EBC- mencapai summit- hingga kembali ke EBC. Selain membuat cerita tentang tim seven summit, kami juga harus membuat paket2 berita softnews tentang negara Nepal dan, tentu saja, kisah menarik mengenai himalaya sepanjang perjalanan menuju EBC yang akan ditempuh dengan berjalan kaki! Jadi, sekarang kau tau kan betapa 'mudah'nya tugas kami.....

tas-tas kami ditimbang di bandara
Tentu saja, lebih daripada tugas2 itu, aku lebih khawatir dengan kondisi fisikku sendiri. Apakah aku sanggup trekking sepanjang jalur pegunungan himalaya menuju EBC? Apakah aku sanggup menghadapi suhu di bawah nol derajad celcius??? Jangankan nol derajad, aku terkadang sengaja mematikan AC saat tidur karena kedinginan. Sebelum berangkat ke Khatmandu, Nepal, banyak  temen2 yang tahu bahwa aku adalah si anak tropis, khawatir apa aku bisa tahan dengan suhu dingin di pegunungan himalaya. Tapi dengan pede nya aku bilang klo aku pasti bisa ( tentu saja...ngomong itu lebih gampang daripada melakukannya:p)

Jadi, jika ada orang yang masih mempertanyakan mengenai tugas liputan ini kembali, Mungkin mereka ngga akan pernah mendapatkan jawaban yang memuaskan dariku.
Mungkin jawaban terbaik adalah: karena aku mencari pengalaman. Aku tidak pernah berpikir untk menjadi jurnalis seumur hidupku, tapi aku ngga tau kapan aku berpikir untuk berhenti. Jadi, selagi ada kesempatan bagus, aku akan mencoba untuk menjalaninya dan memberikan yang terbaik yang aku bisa. Setidaknya...suatu hari nanti saat aku harus berhenti, aku bisa merasa puas karena tau telah melakukan banyak hal yang tidak banyak orang mampu lakukan pada masa itu....yahh...gitu, deh...

tim bravo
Dan...yeeeyyy...hari ini akhirnya datang juga......Semoga semuanya baik2 aja....God, please help me...(^_^)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar