Pernah melihat dancing fountain?? Beberapa mall di Indonesia mulai membuat hiburan dancing fountain. Bahkan di tempat hiburan Pulau Sentosa, Singapore, ada dancing fountain. Tetapi semuanya terlihat tidak berarti jika dibandingkan dengan dancing fountain nya Dubai Mall….asli…
Nyaris ngga ada 1 pun pengunjung yang mau melewatkan pertunjukan dancing fountain– termasuk aku. Paling engga mereka harus menyaksikannya sekali… dan setelah nonton sekali, maka jadi penasaran dan ketagihan, kemudian menunggu pertunjukkan dancing fountain berikutnya. Dalam 1 hari paling engga ada 9 kali pertunjukkan dancing fountain, dimulai pukul 6 sore, dan selanjutnya pertunjukan akan selalu ada setiap 30 menit – hingga yang terakhir jam 10 malam.
Satu kali pertunjukan dancing fountaindurasinya kurang lebih 3-5 menit – tergantung lagu yang dimainkan. Ada lagu barat, ada juga alunan lagu Timur Tengah. Salah satu lagu barat yang ku tau dimainkan di performance dancing fountain adalah “The Prayer”yang dinyanyikan Celine Dion dan Bochelli. Tapi menurutku goyangan dancing fountain akan terkesan lebih gemulai dan seksi jika mengikuti irama lagu Timur Tengah (mungkin karena orang Timur Tengah nyanyi ada ‘çengkok-cengkok’nya – kayak lagu dangdut).
klo semburannya aja sebesar itu, bisa bayangkan pertunjukannya seperti apa??!! |
Pertama kali aku melihatnya, aku benar-benar terpesona. Bagaimana mungkin ada orang yang benar-benar mau bersusah payah untuk menyesuaikan gerakan dan tekanan air dengan irama beberapa lagu!!! (orang yang mu membuatnya untuk 1 lagu saja sudah kuacungi 2 jempol!). Aku tidak tahu apakah orang yang bekerja di balik ini adalah musisi, tekhnisi atau apa… Yang jelas mba Shinta, salah satu warga Indonesia yang bekerja disini, pernah cerita bahwa perancangnya adalah orang-orang dari Jerman dan mereka sempat menginap di hotel Al-Manzil. Yang lebih menarik lagi, si dancing fountaindibuat 1 paket dengan si Burj Khalifa. Jadi setiap pertunjukan dancing fountain dimulai, maka Burj Khalifa juga akan mengeluarkan cahaya kedap-kedip seakan ikut menikmati alunan music bersama. Bangunan beton yang tingginya hampir 1km yang awalnya terlihat kokoh itu kemudian jadi terlihat genit, hihihihihihihi……..
Pernah suatu kali aku bersikukuh untuk merekam 3 pertunjukan dancing fountain dalam 1 hari. Jadi aku, Yudi, dan Timmy menunggu cukup lama sambil nongkrong di café bersama Mas Mulyana dan mba Shinta yang kami buat geleng-geleng kepala melihat antusiasme kami terhadap hal-hal yang ngga bisa kami dapati di Jakarta..
Tapi memang merekamnya tidak semudah bayanganku. Pertama, aku harus berkompromi dengan ipod yang resolusi cahayanya kurang bagus untuk merekam di tempat yang kurang cahaya – sedangkan pertunjukan dancing fountain bergulir seiring larutnya malam. Kedua, penontonnya banyak bangetttss! jadi beberapa saat sebelum pertunjukan dimulai, kita harus sudah booking spot untuk merekam dan menunggu disana – takut-akut tempatnya diambil orang. Itu pun tetep beresiko gambar ‘bocor’muka atau tangan orang lain yang ada di depan atau kanan-kiri kita yang sedang melakukan aktivitas yang sama. :( Dan akhirnya, aku berhasil merekam beberapa pertunjukan dancing fountaindengan banyak ‘kebocoran’—termasuk jari ku sendiri yang beberapa kali menutupi lensa, hehehehehe….
P.S: aku sedang berusaha mengupload videonya....tapi sulit sekali...mungkin untuk sementara digantikan foto:p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar