Sayangnya (atau untungnya), hingga last minute penggarapan topik “Dirgantara Anak Negeri “ memasuki proses editing, wawancara dengan Habibie tidak kunjung saya dapatkan. Dia memang sangat sibuk bahkan sempat sakit, sehingga jadwal wawancara yang sudah disepakati sempat batal. Akhirnya, alur cerita topik tersebut sedikit diubah. Narasumber diganti dengan anak Habibie – Ilham Habibie yang kini merintis Regio Aviasi Industry (RAI).
Wawancara dengan Habibie akhirnya tidak dipikirkan lagi – hingga telpon dari ajudan habibie datang. Habibie menyatakan bersedia di wawancara 1 minggu kemudian...
Antara senang, bingung, dan deg2an. Senang, karena akhirnya mendapatkan kesempatan langka itu. Bingung, karena topik yang kami maksud sudah finish dan siap untuk ditayangkan. Deg2an? Itu lebih karena faktor merasa khawatir, cemas, meragukan kemampuan diri, dll....kurang beralasan memang...hehehehe...
Tapi – harus diakui – saat mendengar nama “Habibie”, anak2 muda saat ini tidak akan langsung menghubungkannya dengan industri pesawat ataupun posisinya sebagai presiden di awal era reformasi. Mereka hanya mengenal Habibie melalui kisah cinta di film Habibie Ainun...ngga lebih dari itu – entah karena faktor kisah yang menyentuh, atau karena Reza Rahardian dan Bunga Citra Lestari sebagai tokoh di film itu yang emang kece2=D....
Akhirnya saya bertekad untuk mem pelajarinya dengan seksama.... Apa yang membuat Habibie kembali ke Indonesia? Apa yang menyebabkan ia optimis untuk mengubah indonesia yang berjulukan negara agraris , menjadi negara yang menghasilkan produk high tech seperti pesawat terbang? Bagaimana dengan istilah “habibie anak emas Soeharto”? Bagaimana perasaannya saat IPTN terpaksa ditutup saat krisis moneter? Apa yang dia lakukan selama menjadi presiden ! tahun 5 bulan? Apa mimpinya selanjutnya?
Sore itu, saat wawancara dengan Habibie berlangsung, saya merasakan perasaan yang tidak banyak terjadi dengan banyak narasumber yang pernah saya temui. Agak sulit menjelaskannya dengan kata2...tetapi saya merasa “sangat diterima” untuk mewawancarai sesosok tokoh Habibie -- si penemu Teori Retakan Pesawat yang kini diadaptasi oleh seluruh penerbangan dunia dan diajarkan di berbagai universitas tehnik. Bahkan pertanyaan2 berbau kritik terhadap dirinya pribadi dan proyek yang pernah ia garap tetap dijawab.....Kau harus tau tidak banyak orang – terutama generasi orba – bersedia diwawancara dengan cara demikian
Semua hal yang membuat saya kagum bukan berarti membuat saya menjadi seorang pro Habibie dan menutup telinga terhadap pendapat yang bersebrangan. Muncul beberapa pendapat dari kalangan lainnya seperti:
Coba kamu sebutkan apa sih prestasi Habibie? Apa bedanya dia sama Megawati?
Memangnya proyek IPTN itu untung?
Kamu tau dana IPTN itu ambil dari mana2 aja?
Kamu yakin selama dia menjadi menristek 20 tahun – membawahi sekitar 10 BUMN – dia ngga korupsi?
Sampai pernyataan yang paling ekstrim dari seseorang adalah “riset kamu belum bagus...”.
o...wowww....ok...terimakasih telah mengatakannya....
Terus terang saja, saya anak daerah. Saat krisis terjadi diikuti reformasi, saya baru masuk SMP kelas 1 – masih sibuk les, baca komik, dan makan bakso di kantin sekolah. Saya tidak ada di posisi mereka yang berjibaku di Jakarta dan memeras otak untuk menentukan arah nasib Indonesia. Teman saya untuk mengkaji ini semua adalah buku, internet, pendapat berbagai orang. Dan saya menghargai pendapat2 itu – meskipun bertentangan satu sama lain.
Tetapi apakah proyek IPTN adalah sesuatu yang membanggakan atau hanya pemborosan adalah topik yang debatable...hingga hari ini. Jika memang IPTN menelan duit yang seharusnya untuk rakyat, apakah ada jaminan bahwa saat proyek itu tidak ada, uang itu akan disalurkan ke rakyat? Jika Habibie salah membuat industri pesawat dan melanggar rancangan PELITA, bukankah yang memiliki ide itu adalah Soeharto – orang no.1 di negeri ini kala itu? Lalu bagaimana Anda tahu bahwa uang itu tidak mengalir justru ke proyek anak Soeharto yang lain? Jika industri pesawat terbang takkan pernah menguntungkan, mengapa negara2 yang maju secara ekonomi dan politiknya – katakanlah China, Korea Selatan, Rusia -- kini berlomba2 bisa membuat pesawat terbang sendiri? Dan mengapa AS serta negara2 Eropa mempertahankan industri pesawat terbang mereka jika memang industri itu tidak dipandang strategis?
Saya tau pertanyaan tersebut akan mendatangkan kembali perang pendapat banyak orang. Hanya 1 yang bisa menjawabnya: HASIL. Di era awal 90an, banyak kritikan pedas terhadap Mao Zedong dan Deng Xiao Ping – baik dari dunia barat maupun internal China yang menjadi korban dalam peristiwa Tiananmen. Tapi saat melihat pembangunan pesat di China saat ini, sebagian orang berubah ‘aliran’ -- memandang mereka sebagai tokoh maupun bapak bangsa. Jika industri IPTN tetap berjalan, pesanan 200an pesawat N250 dari berbagai negara itu berhasil diproduksi, lalu tahun 2000 ternyata pesawat Lion Air yang jumlahnya ratusan itu bukan menggunakan Boeing, melainkan jet N2130 yang pernah dirancang oleh IPTN.....akankah ada pihak2 yang menganggap industri IPTN itu boros menjadi berubah ‘aliran’??? Tidak ada yang tahu...
Kembali ke wawancara dengan Habibie.....Wawancara itu kami lakukan di ruang perpustakaan pribadinya. Ini hanyalah sebagian dari obrolan kami yang sangat panjang....Berikut ini beberapa kutipan dari wawancara tersebut:
LORI:
Apa yang membuat bapak pada masa muda bapak tertarik untuk belajar engineering dan akhirnya study ke Jerman? HABIBIE:
Begini.. saya sejak kecil terpesona dan tertarik pada karya2 manusia membuat jembatan2 itu. Karena saya melihat suatu jembatan harus menahan beban apa saja -- ya mobil,ada kereta api ,manusia --pokoknya dia tahan dalam keadaan cuaca apa saja. Saya tertarik membuat begitu, karena saya tau juga kalau jembatan itu ada beberapa macam jembatan
LORI:
Jadi apakah itu yang akhirnya membuat bapak tertarik ke pesawat terbang?
HABIBIE:
Membuat pesawat terbang disebabkan waktu SMA saya tertarik ilmu pasti, ilmu alam,mekanika… Semua bidang2 eksakta.Tetapi kalau sesuatu yang saya tidak suka, misalnya sejarah…
Antara senang, bingung, dan deg2an. Senang, karena akhirnya mendapatkan kesempatan langka itu. Bingung, karena topik yang kami maksud sudah finish dan siap untuk ditayangkan. Deg2an? Itu lebih karena faktor merasa khawatir, cemas, meragukan kemampuan diri, dll....kurang beralasan memang...hehehehe...
film Habibie & Ainun yang menguras air mata penonton... |
Tapi – harus diakui – saat mendengar nama “Habibie”, anak2 muda saat ini tidak akan langsung menghubungkannya dengan industri pesawat ataupun posisinya sebagai presiden di awal era reformasi. Mereka hanya mengenal Habibie melalui kisah cinta di film Habibie Ainun...ngga lebih dari itu – entah karena faktor kisah yang menyentuh, atau karena Reza Rahardian dan Bunga Citra Lestari sebagai tokoh di film itu yang emang kece2=D....
Akhirnya saya bertekad untuk mem pelajarinya dengan seksama.... Apa yang membuat Habibie kembali ke Indonesia? Apa yang menyebabkan ia optimis untuk mengubah indonesia yang berjulukan negara agraris , menjadi negara yang menghasilkan produk high tech seperti pesawat terbang? Bagaimana dengan istilah “habibie anak emas Soeharto”? Bagaimana perasaannya saat IPTN terpaksa ditutup saat krisis moneter? Apa yang dia lakukan selama menjadi presiden ! tahun 5 bulan? Apa mimpinya selanjutnya?
Habibie menjalankan tugas sebagai presiden di masa transisi |
Semua hal yang membuat saya kagum bukan berarti membuat saya menjadi seorang pro Habibie dan menutup telinga terhadap pendapat yang bersebrangan. Muncul beberapa pendapat dari kalangan lainnya seperti:
Coba kamu sebutkan apa sih prestasi Habibie? Apa bedanya dia sama Megawati?
Memangnya proyek IPTN itu untung?
Kamu tau dana IPTN itu ambil dari mana2 aja?
Kamu yakin selama dia menjadi menristek 20 tahun – membawahi sekitar 10 BUMN – dia ngga korupsi?
Sampai pernyataan yang paling ekstrim dari seseorang adalah “riset kamu belum bagus...”.
o...wowww....ok...terimakasih telah mengatakannya....
Habibie dengan antusia memperkenalkan IPTN pada Soeharto dan Bu Tien |
Terus terang saja, saya anak daerah. Saat krisis terjadi diikuti reformasi, saya baru masuk SMP kelas 1 – masih sibuk les, baca komik, dan makan bakso di kantin sekolah. Saya tidak ada di posisi mereka yang berjibaku di Jakarta dan memeras otak untuk menentukan arah nasib Indonesia. Teman saya untuk mengkaji ini semua adalah buku, internet, pendapat berbagai orang. Dan saya menghargai pendapat2 itu – meskipun bertentangan satu sama lain.
Tetapi apakah proyek IPTN adalah sesuatu yang membanggakan atau hanya pemborosan adalah topik yang debatable...hingga hari ini. Jika memang IPTN menelan duit yang seharusnya untuk rakyat, apakah ada jaminan bahwa saat proyek itu tidak ada, uang itu akan disalurkan ke rakyat? Jika Habibie salah membuat industri pesawat dan melanggar rancangan PELITA, bukankah yang memiliki ide itu adalah Soeharto – orang no.1 di negeri ini kala itu? Lalu bagaimana Anda tahu bahwa uang itu tidak mengalir justru ke proyek anak Soeharto yang lain? Jika industri pesawat terbang takkan pernah menguntungkan, mengapa negara2 yang maju secara ekonomi dan politiknya – katakanlah China, Korea Selatan, Rusia -- kini berlomba2 bisa membuat pesawat terbang sendiri? Dan mengapa AS serta negara2 Eropa mempertahankan industri pesawat terbang mereka jika memang industri itu tidak dipandang strategis?
Saya tau pertanyaan tersebut akan mendatangkan kembali perang pendapat banyak orang. Hanya 1 yang bisa menjawabnya: HASIL. Di era awal 90an, banyak kritikan pedas terhadap Mao Zedong dan Deng Xiao Ping – baik dari dunia barat maupun internal China yang menjadi korban dalam peristiwa Tiananmen. Tapi saat melihat pembangunan pesat di China saat ini, sebagian orang berubah ‘aliran’ -- memandang mereka sebagai tokoh maupun bapak bangsa. Jika industri IPTN tetap berjalan, pesanan 200an pesawat N250 dari berbagai negara itu berhasil diproduksi, lalu tahun 2000 ternyata pesawat Lion Air yang jumlahnya ratusan itu bukan menggunakan Boeing, melainkan jet N2130 yang pernah dirancang oleh IPTN.....akankah ada pihak2 yang menganggap industri IPTN itu boros menjadi berubah ‘aliran’??? Tidak ada yang tahu...
wawancara saya di ruang perpustakaan Habibie |
Kembali ke wawancara dengan Habibie.....Wawancara itu kami lakukan di ruang perpustakaan pribadinya. Ini hanyalah sebagian dari obrolan kami yang sangat panjang....Berikut ini beberapa kutipan dari wawancara tersebut:
LORI:
Apa yang membuat bapak pada masa muda bapak tertarik untuk belajar engineering dan akhirnya study ke Jerman? HABIBIE:
Begini.. saya sejak kecil terpesona dan tertarik pada karya2 manusia membuat jembatan2 itu. Karena saya melihat suatu jembatan harus menahan beban apa saja -- ya mobil,ada kereta api ,manusia --pokoknya dia tahan dalam keadaan cuaca apa saja. Saya tertarik membuat begitu, karena saya tau juga kalau jembatan itu ada beberapa macam jembatan
LORI:
Jadi apakah itu yang akhirnya membuat bapak tertarik ke pesawat terbang?
HABIBIE:
Membuat pesawat terbang disebabkan waktu SMA saya tertarik ilmu pasti, ilmu alam,mekanika… Semua bidang2 eksakta.Tetapi kalau sesuatu yang saya tidak suka, misalnya sejarah…
coba tebak...yang manakah Habibie;)???? |
LORI:
Anda tidak suka?
HABIBIE:
Tidak suka…ya,ngapain….Trus tiap kali “Ini sejarah penting…”, dibilang gitu
“ahhh..bagi saya tidak penting..”, saya bilang begitu
LORI:
Pada masa itu anda sudah tertarik pada hal2 yang berbau high technologi. Apakah banyak orang2 Indonesia yang berpikiran sama seperti bapak?
HABIBIE:
Ya yang lain mungkin kawan2 saya tidak. Yang lain mungkin bahasa atau ekonomi. Tapi saya tidak...saya hanya itu saja.
LORI:
Dan saat anda berada di Jerman, ada panggilan “Mr. Crack” untuk anda. Bagaimana panggilan itu bisa muncul?
HABIBIE:
Tahun 60an itu, sering terjadi waktu itu ada pesawat terbang NATO -- namanya star fighter buatan Lockheed. Nah itu standar pesawat tempur buatan NATO. Dan Jerman juga baru masuk diterima di NATO. Jadi dia harus operasi memanfaatkan star fighter. -- juga negara2 yang lain.
Anehnya, Kanada pake star fighter , Amerika pake star fighter , Jerman dan Belgia.. semua pake itu. Tapi yang konyolnya , setiap dipakai yangJerman punya itu tiap kali jatuh.Setiap minggu jatuh. Satu pesawat jatuh itu US$ 40 juta. Kalau dia lagi bawa misil dan itu ada head nya nuklir, bisa bahaya, kan.. .Karena banyak -- hampir tiap minggu pada jatuhan, -- dia buat tender, supaya siapa bisa menyelesaikan dari masalah yang mereka hadapi.
LORI:
Mereka menghubungi bapak untuk memecahkan masalah ini?
HABIBIE:
Bukan. Saya kerja disitu bertanggung jawab untuk pengembangan teknologi dan penerapan teknologi untuk commercial airplane. Nah..karena ada tender diberikan kepada semua industri, saya diminta juga
“Ayo pak habibie ikut…”
“Hah, saya? Ngapain…”
“Tapi bisadapat duit.”
“Oo..duit apa..?”
“Boleh pake laboratoriumnya dan bisa juga dapat insentif”
“ok…”
Jadi saya pelajari. Waktu itu saya liat...kok aneh ,ya.. kok hanya Jerman aja yang jatuh? Padahal pesawat Jerman yang beroperasi di Kanada itu ngga jatuh.. Kenapa yang Jerman yang jatuh? Jadi konklusi saya adalah pada maneuver. Karena Jerman itu baru dia take off, dia sudah dekat perbatasan, jadi dia set-set-set… harus dia balik -- karena ada batas tirai ,klo engga dia ditembak “duarr..” gitu. Jadi ini pengaruhnya. Tapi bagaimana hitungnya? Terus..mungkin ada retakan disitu yang disebabkan oleh manuver yang tidak diperhitungkan dengan yang lain -- dan ini tiap kali dia buat. Kalau tempur, bisa saja dia sekali2..tapi bagaimana ngitung?
Nah waktu itusaya main2….saya buat model. Dari situ, ya, saya ajukan usul2 untuk menyelesaikan.Dan saya liat konstruksi pesawat terbang, “mungkin disini bisa terjadi.. mungkin” ...Diperiksa.
Trus saya bilang, “kamu ganti itu..”…Saya berikan saran, diganti.
Eh...pesawat terbang ngga jatuh...hohhhohohoho...
LORI:
habibie lebih ber'gaung' bagi orang luar ketimbang di negeri sendiri |
Jadi itu yang akhirnya membuat bapak diangkat menjadi wakil presiden perusahaan tersebut?
HABIBIE:
Ya...bukan itu aja. Pengaruhnya jadi besar…”Orang ini sambil bermain dia selesaikan banyak.”
Jadi waktu itu juga saya harus ke Amerika, dan harus memberikan informasi hasil2 penelitian saya di beberapa tempat pesawat unggulan.. Ibu Ainun selalu ikut dengan saya, karena saya bilang sama mereka kalau Ibu Ainun ngga boleh ikut, saya ngga mau. Kamu cari sendiri orang lain.
LORI:
Anda memiliki jabatan yang bagus sekali di Jerman …karir yang bagus di era itu. Lalu apa yang membuat anda saat dipanggil oleh presiden Soeharto untuk kembali ke Indonesia, anda mau kembali? Padahal sebelumnya anda pernah menawarkan tetapi kan ditolak…
HABIBIE:
Pertama, ya, saya tidak pernah mendapat beasiswa. Jadi siapa pun tidak berhak untuk memanggil saya kembali…satu. Saya dibiayai oleh orang tua saya -- yang lain paspor biru, saya paspor hijau..
Tetapi saya sangat sadari tanpa perjuangan bangsa Indonesia, tidak mungkin saya bisa berkembang kayak gini. Jadi bagaimana saya mau mempertanggungjawabkan? Bagaimana saya mau sholat? Bagaimana saya mau tenang…jikalau saya yang menikmati ini semua karena perjuangan bangsa Indonesia -- nenek moyang kita dan seterusnya -- dan saya sudah jadi manusia yang menguntungkan, saya ngga mikir mereka???!!! Yang bener aja donk. Siapa lagi kalau bukan anak2nya yang memikirkan?!!
LORI:
Dan anda saat dipanggil ke Cendana, saat itu sekitar tahun 1974, apa visi bapak tentang masa depan teknologi di Indonesia?
HABIBIE:
Satu, saya berkeyakinan bahwa yang kita butuhkan teknologi apa saja khususnya teknologi yang bisa mempersatukan dan mempertahankan NKRI. Dan itu pesawat terbang salah satu – bukan satu2nya -- kapal juga, kereta api – tapi di pulau jawa aja – saya harus buat. Tapi...kan pesawat terbang bisa dari Sabang sampai Merauke.
LORI:
Industry pesawat terbang itu akan menjadi sejarah, itu yang sudah anda pikirkan?
HABIBIE:
Saya berkeyakinan..bukan dalam arti sejarah . Industri pesawat terbang mau tidak mau itu harus kita kuasai..Karena apa? Ya liat aja pertumbuhan setiap tahun sejak tahun 2000, penumpang rata2 20 persen setiap tahun.
Ada yang mengatakan ,
“Ahh Habibie itu terlalu jauh pemikirannya… jauh ke depan… terlalu cepat.”
“No. I’m on schedule..!”
Saya persiapkan itu puluhan tahun ,agar supaya pesawat terbang seperti N 250 dan N 2130 itu terbang pada tahun 2000. Karena saya memperkirakan akan meningkat passengers dan ekonomi. Karena saya mau bayar dengan jam kerja.
LORI:
Anda mempersiapkan itu dari tahun 76, termasuk untuk SDMnya, uangnya…Anda tahu kalau pada saat itu negara kita hanya disebut negara agraris? Bagaimana mempersiapkan itu semua?
HABIBIE:
Saya bilang, terus terang saja, waktu itu kita beruntung. Karena waktu saya dipanggil pak Harto di Cendana. Dia bilang,
“Doktor Habibie ,saya sudah tentukanbahwa anda..”, waktu itu belum ada pakai kata anda jadi “…bahwa Doctor Habibie akan membantu saya --mendampingi saya--mempersiapkan kerangka tinggal landas bangsa ini memasuki abad yang akan datang.”
Saya pertama kali ,saya katakan, dalam pengertian saya dengar orang mengatakan kepada saya kerangka tinggal landas yang tidak ada hubungannya dengan kapal terbang..hahahaha…dia katakan, “ tinggal landas rakyatnya” . Saya pikir orang ini maksudnya apa, ya???
“Saya sudah tentukan, Habibie, ya”
Waktu itu usia saya mungkin 37 tahun...Saya bilang,
“Kenapa saya, pak? Masih ada yang lebih senior. Saya hanya bisa buat kapal terbang”. “Yaaa…kamu buat kapal terbang ,silakan. Tapi kalau kamu bisa buat kapal terbang, kamu bisa buat yang lain juga, kan...?!!”
“Engga… saya hanya mau kapal terbang”
Trus dia bilang,
“Ok.. kamu buat kapal terbang..”
momen ini bagi Habibie tentunya ngga bakal terulang lagi, ya.. |
“Tapi saya butuh banyak duit untuk ilmu pengetahuan, mendidik orang, dan sebagainya…”
“Berapa? nanti saya carikan…”
Pertanyaan saya terus saja,
“Darimana, pak, uangnya? Saya harus halal… dari mana?”
Dia jawab,
“Hey kebetulan itu harga minyak terus naik…meningkat…”
“Oooo…begitu, ya. Kalau begitu saya mau… buat ilmu pengetahuan.”
“Ya buat lah.. “
Sesudah itu saya catat. Trus dia bilang ,
“Nahh..kalau kamu sudah semangat seperti itu , sekarang permintaan saya…”
“Apa??”
“ ...kamu buat yang lain juga.”
“Ok…”
LORI:
Saya mengutip pada salah satu artikel majalah tempo di Juli 1998, mewawancarai orang departemen perhutanan dan perkebunan. Ia menyatakan bahwa salah satu sumber dana IPTN berasal dari dana reboisasi hutan.
HABIBIE:
Saya tidak tau apakah itu dari reboisasi..dari hutan ...saya tidak tahu. Satu yang jelas, pada tahun 1998 pesawat terbang saya sudah 80% memenuhi FAA certification. Jadi ngga ada masalah. Saya transparan.
Dan yang menjadikan kita kewalahan dengan duit BLBI 600 trilyunngga ada artinya -- tidak datang dari badan usaha milik Negara.. bukan dari duit reboisasi. Cari saja darimana itu. Sampai sekarang pun belum diselesaikan.
Nah tapi kenapa….biasanya di tempat2 yang lain itu pesawat terbang -- liat aja di Amerika itu industry yang sudah anjlok -- untuk mempertahankan itu, di bailout…diberikan duitu. Saya yang sehat-- yang di depan pintu mau mendapatkan FII -- ditikam …dimatikan… Model mana itu??!!
LORI:
Jadi anda tidak pernah tau bahwa hal itu benar atau tidak?
HABIBIE:
O saya tidak peduli
LORI:
Yang penting industrinya jalan?
HABIBIE:
yang penting saya diberi tugas
LORI:
Tapi pak, diterima atau tidak, saat rilis dari majalah itu keluar, banyak orang yang berpandangan negative pada industry ini
HABIBIE:
I dont care... Saya melaksanakan tugas. Tugas saya ialah mengembangkan pesawat terbang. Bukan untuk perang, untuk perang melawan kemiskinan. Karena industri pesawat terbang akan memberikan lapangan kerja. Satu jam kerja, satu kilo pesawat terbang, hoho..berapa ton beras saya harus bayar kalau diimbangi dengan harganya??
..Nah dari sudut situ ,saya tidak memanasi harus membuat pesawat terbang tempur -- dan ternyata analisa saya tepat. Sekarang coba liat… ada yang mengatakan
“Ohh.Habibie itu autopia… susah sekali menjual 20 pesawat terbang..”
“Tapi kamu lupa ratusan-ribuan kamu beli. Darimana? Uang nenekmu?!!! “
Yang saya mau bukan uang saya. Saya mau rakyatnya. Saya pro rakyat. Masyarakat diberikan lapangan pekerjaan..tau ngga? ...
LORI:
Salah satu kebijakan bapak yang controversial saat itu adalah sempat menukarkan pesawat dengan beras ketan Thailand.
bangga menunjukkan produk IPTN |
HABIBIE:
Saya tidak tukar. Orang mau beli pesawat terbang saya. Dia mau beli,tapi dia butuh devisa khan....dia harus ekspor. Dia hanya bisa ekspor beras ketan itu. Bahwa dia jual itu
pada bulog ,pada yang lain, I don’t care.. Tapi saya tidak pernah mendapat 1 ons, I kg beras ketan.. nothing! Saya dapat dollar
LORI:
Tapi kan ada pihak yang tidak pro akan kebijakan itu
HABIBIE:
Pihak yg pro atau tidak, satu yang jelas, yang benar pak Habibie. Sekarang khan pesawat2 sekarang kamu impor. Andai kata saya tidak dihentikan pada saat itu, apa yang terjadi? Semua pesawat yang dibeli oleh Lion air -- siapa pun juga -- buatan Habibie… bangsa ini. bukan Habibie….Habibie2… ribuan Habibie...
LORI:
Di saat orang seusia anda, maaf klo boleh saya katakan, memilih untuk mengisi hari tua dengan santai dan menimang cucu. Apakah pak Habibie masih memiliki visi untuk membangun industry pesawat terbang?
HABIBIE:
Begini.. seperti saya katakan, industri apa pun di bumi Indonesia yang menghasilkan produk2 yang dibutuhkan oleh masyarakatnya, itu harus kita kembangkan dan kita harus jadi unggul. Supaya kita tidak tergantung.pada industri2 negara lain. Kita harus bisa menghasilkan produk2 yang kita butuhkan, itu satu
Yang kedua, khususnya yang bisa mempersatukan Indonesia -- apakah itu kapal, kereta api, atau kapal terbang -- itu harus kita kuasai. Karena sampai dunia kiamat kita akan tetap negara maritim dengan kepulauan hingga 17 ribu. Jadi jelas donk dalam hal ini saya membutuhkan suatu proses pembudayaan. Jadi jelas donk output adalah manusia yang berbudaya, yang memiliki nilai2 moral.
Tapi saya sekaligus membutuhkan proses pendidikan., yang outputnya adalah manusia yang ngerti ilmu pengetahuan dan tehnologi, dan bisa meningkatkan keterampilannya. Dan kedua itu harus bersinergi positif saling menguntungkan, sehingga orang itu mengerjakan pekerjaannnya secara professional, tapi .memiliki nilai2 luhur, moral dan etika yang berbudaya.
Tapi itu tidak cukup, de. Dia harus unggul. supaya dia bisa bersaing sama siapa pun juga, dan bisa mendapatkan lapangan kerja. Lapangan kerja itu dua masukan. Satu adalah lapangan kerja untuk memberikan pemerataan pemasukan secara halal kepada siapa saja sesuai dengan prestasinya. Dan kedua, melalui lapangan pekerjaan, memberikan kepada yang bersangkutan -- yang rajin bekerja dan konsisten -- mengalami proses keunggulan.menghadapi siapa saja -- bersaing. di kancah nasional .maupun internasional
LORI:
Itu yang akhirnya membuat anda mau membangkitkan kembali industry ini?
HABIBIE:
Ya jelas donk. Karena saya melihat apa yang kita alami dengan industri dirgantara… mungkin saya anggap itu sebagai suatu pengorbanan yang harus kita berikan, untuk mendapat kebebasan yang sangat kita butuhkan…. untuk meningkatkan produktivitas.
Hanya manusia yang bebas dan merdeka bisa berkembang. Melalui proses pembudayaan, proses pendidikan, dan proses keunggulan..saya create itu. Kalau untuk mendapatkan itu saya harus bubarkan sementara industry dirgantara ahh…murah itu...dibandingkan harus membunuh dengan darah. Murah. ...
Nah sekarang saya punya cita2 anak cucu saya -- bukan hanya ilham dan taher. Anak cucu saya jutaan intelektual -- anda termasuk cucu saya...Anda mengajukan pertanyaan pada saya, saya tidak marah.. Karena saya senang cucu saya bertanya kritis , anda punya hak untuk tanya sama eyangnya. Dan saya berkewajiban dan bersyukur masih bisa menjawab. Dan saya sarankan supaya anda sebagai cucu lebih baik dari eyangnya...yahh…that’s true.
Keluarga Habibie |
Nah dalam hal itu saya apa yang bisa saya buat. Ya udah deh …apa yang sudah terjadi..dibubarkan . Yang jelas bukan pak Harto yang membubarkan. .industri strategis dan bukan Habibie. Riset aja siapa yang membubarkan.
Satu, tapi itu bukan berarti kita tidak membuthkan industry strategis… tidak mebutuhkan industry dirgantara… insya allah bangkit kembali ...agar supaya sebelum saya ikut dengan pejuang2, ibu ainun dan ibu2 yang lain, bapak2 yang lain, pak harto, bung karno… siapa pun juga ...estafet itu sudah diberikan kepada generasi penerus...
Saya ini menganggap diri saya adalah generasi peralihan. Generasi peralihan adalah suatu generasi yang pernah erat bekerjasama dengan generasi 45. Generasi 45 itu .adalah suatu generasi khusus,karena dia yang menjadikan kita merdeka. Dia hanya kenal 2: mati atau merdeka.
Saya bekerja keras dengan mereka. Tapi saya juga bekerja erat dengan andagenerasi penerus. Ada tidak pernah bekerja keras dengan genrasi 45.Tugas saya adalah memberikan jiwa tuff untuk berjuang dari generasi 45 dan tidak mau mengalah.. Kalau dia mengenal merdeka atau mati. Kalau anda dan pak Habibie mengatakan saya ngga mau merdeka atau mati. Saya mau .merdeka, bebas, dan tidak mati… tapi jaya hahahahahaha…..
LORI:
Betul, pak..hahahaha
HABIBIE:
Itulah bedanya. Untuk itu saya butuhkan untuk transfer jiwanya itu. Mereka saat itu tidak ada pilihan lain. Merdeka atau mati. Tapi kalau saya tidak mau… merdeka, bebas, dan jaya.......
Jadi yang saya harapkan dan saya yakin .bahwa kita sudah berada di jalan yang benar. Hasil yang kita terima bukan hasil orde baru, orde lama, atau orde reformasi atau oposisi, tapi hasil dari semua bangsa Indonesia. Hasil dari adik2 semua...
LORI:
Anda percaya akan hal itu sampai sekarang?
HABIBIE:
Sejak saya mahasiswa hingga orang tua umur 80 kurang 3 tahun, hahaha
LORI:
Anda detail sekali
HABIBIE:
Saya masih sama...tidak berbeda, de. Saya berkeyakinan kita tidak berjuang sendiri. Anda dan saya akarnya rakyat.
LORI:
Kembali ke industry pesawat. Anda pernah membuat cikal bakal pesawat jet, N2130. Apakah anda akan membuatnya lagi?
HABIBIE:
Tidak. Saya akan mengembangkan R80. R adalah regional, dan itu 80 adalah 80 penumpang. Dan memiliki spec seperti N250. Dan yang mengembangkannya adalah orang2 yang sama tetapi lebih canggih sekarang , karena mereka banyak belajar. Kan anak2 yang bantu saya, mereka kan tidak hanya hisap jempol . Mereka ke boeing, ke airbus, oo…pinter2 sekarang… lebih pinter dari pak Habibie. Itu cita2 pak Habibie. Cita2 saya, anda sebagai anak intelektual saya, cita2 saya anda lebih pinter dari saya…. kalau engga saya malu.
LORI:
Jadi pasaran pesawat ini untuk dalam negeri?
HABIBIE:
saya sasarannya dimana ada pasar. Pasar terbesarnya dimana? Dalam negeri. Orang pada ramai2 datang kemari
Jadi dengan harga minyak meningkat, akan menang ini fisikal. Itu saya akan mengkonsentrasi pada turbo prof . Turbo prof yang R80 ini mungkin dia punya section kayak N250. Tapi nanti saya nanti buat yang 160 seaters turbo prof. Jadi itu sudah wide body
LORI:
Jadi anda memperkirakan di masa mendatang turbo prof ini akan lebih unggul dari jet?
HABIBIE :
Lebih unggul. Dan saya mau nomor 1. Bukan saya sok. Pertama, saya bawa anak2 saya cucu saya …Cucu saya dan anak2 saya itu jutaan…mereka bisa gerakkan . Kenapa saya yakin? Karena saya pernah mimpin bapak2nya, bisa kok. Asal diberikan pimpinan, bisa dia. Dan kita untuk siapa? Pasar kita sendiri. Kita bayar dengan apa? Dengan jam kerja. Insentif apa?,,Proses keunggulan meningkat, pendidikan meningkat, riset meningkat. Apa lagi ? pemerataan…
Habibie dan istri -- ibu Ainun |
Kita manusia2 terhormat dan berbudaya, bukan pengemis. Dikasi sedekah ngga mau saya…saya mau bekerja untuk itu.
Sekarang saya oke deh saya harus berhenti -- mengalah untuk menang. Satu yang pasti... proses demokratisasi berjalan, menurut saya, sesuai jadwal. Proses anti corruption berjalan, menurut saya, sesuai jalannya. Yang tentunya harus kita tingkatkan adalah lebih baik kualitasnya jam kerja, lapangan kerja, pendidikan, pembudayaan.
Saya tidak setuju ibu2 harus bekerja ke timur tengah untuk menjadi pembatu rumah tangga. Sedangkan keluarganya membutuhkan ibu. Saya seperti sekarang ini karena 2 wanita, de. Ibu yang melahirkan saya... yang membesarkan saya, dan ibu yang mendampingi saya . Tanpa kedua ibu itu, saya ngga ada artinya.
Ya... saya melihat itu sebagai kewajiban, sebelum saya ikut dengan ibu ainun dan generasi saya... dilihatin itu “hey…ngapain dia??” hehehe…ngerti ya. Jadi saya atas nama mereka mengatakan itu namanya pro rakyat…
LORI:
Apakah anda tertarik untuk kembali ke dunia politik?
HABIBIE:
tidak. Saya tertarik hanya membantu siapa saja yang jadi presiden
LORI:
Atau keluarga anda ada yang terjun ke dunia poltik?
HABIBIE:
Tidak ada
Sumber foto:
habibie center
google.com
sempet liat gak koleksi bukunya BJ apa aja ?
BalasHapus