Halaman

Rabu, 13 Juni 2012

Everest: hari 11

O, ya...aku belum menceritakan bahwa aku akhirnya harus turun ke Lobuche. Ternyata AMSku menjadi kendala yang cukup diperhitungkan, karena akhirnya disertai diare. Dengan menyewa kuda, akhirnya aku dan Anton menuruni bukit batu menuju periche di tengah hujan es dan angin kencang....benar2 dramatis...! Sayangnya kami ngga berpikir untuk merekam adegan tersebut di kamera kami, karena takut keburu jadi boneka salju. Sesampai di Periche, matahari telah bersinar kembali, dan itu menjadi pertanda baik bagi kami:)

 Di tempat kami menginap saat ini, ada seorang anak muda yang kami juluki "Collin Farell". Kami juluki demikian, karena terus terang kami tidak tahu namanya, namun perawakannya seperti bintang hollywood Collin Farell, hanya  lebih kurus dan posturnya lebih kecil. Hanya, segagah apa pun dia, tetap saja telah membuat kami il- feel karena ternyata dia sangat pelit. Gimana engga, masa' 100 dollar yang biasanya dihargai 8300 rupee di Khatmandu, hanya dihargai hanya 7500 rupee oleh si Collin..! Sejak itu, kami menjulukinya 'si Collin matre' atau 'si Collin pelit'.

ini memang bukan dia^^...tapi kurang lebih begini...g percaya? tanya aja sama Anton:p
 Terlepas dari kejadian itu, si collin nampaknya anak yang sangat rajin. Setiap hari, paling engga dia harus bangun jam 6 pagi untuk menyiapkan sarapan bagi para pengunjung lodge nya yang biasanya akan sarapan sebelum berangkat jam setengah 8 hingga 10 pagi. Biasanya collin akan mondar- mandir bak setrika di ruang makan untuk mengantar pesanan, mengoper saus, mengambil piring kotor, atau sekedar mengisi tambahan air panas.

 Setelah itu, collin akan membereskan ruang makan. Ia me lap setiap meja, mengepel lantainya, dan sesekali mengecek alat-alat elektronik yang dititipkan untuk dicharge. Sehabis itu, ia akan mengecek facebooknya sendiri dan sedikit beristirahat.

 Saat jam makan siang, Collin akan kembali bak setrikaan. Pekerjaannya masih sama. Namun kali ini, waktunya akan lebih panjang, karena hingga jelang makan malam, akan ada banyak orang yang bersantai di ruang makan sambil memesan snack dan teh/ kopi. Jadi, Collin akan stand by di ruang makan menunggu pesanan maupun melayani para pelanggan yang ingin menggunakan fasilitas wifi atau internet.

 Jelang sore, Collin akan mengangkut jemuran di luar dan menyiapkan tungku pemanas. Ia akan mengangkat kotoran yak kering seember, dan memasukkannya ke dalam tungku. Suasana ruang makan yang semakin hangat saat suhu di luar semakin dingin akan mengundang para pengunjung lodge semakin merapat di tengah ruangan. Collin juga menyiapkan kamar mandi, karena biasanya di sore hari ada beberapa pengunjung yang ingin menggunakan fasilitas hot shower.

 Saat makan malam tiba, lagi-lagi, Collin jadi setrika di ruang makan. Ia tidak hanya mengantarkan makanan bagi para pengunjung, tapi juga memastikan kesiapan makanan bagi para sherpa yang mengantar pengunjung ke lodge nya. Makanan sherpa biasanya disiapkan jam 8 malam.

 Setelah itu, Collin akan mulai membereskan ruang makan hingga jam 10 malam. Saat itulah pekerjaannya selesai. Jadi, bisa kau bayangkan berapa lama ia bekerja setiap harinya.... Dan untuk itu, aku bisa mengacungkan 2 jempol untuknya.. Meskipun melihat dia menggunakan baju dan jaket yang sama selama berhari-hari menandakan betapa jarangnya ia mandi..... (Lori..kau kehilangan fokus..). Ok, tentu saja aku tidak menilai yang terakhir itu begitu buruk, mengingat sudah berapa lama pula aku tidak mandi....:/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar