Halaman

Sabtu, 30 Juni 2012

Everest: hari 20


Beberapa kabar segera kudengar pagi ini... Sejumlah sherpa dan pendaki menjadi korban antrian di summit kemarin. Ada yang mengalami frostbite dan harus segera dibawa ke rumah sakit untuk diamputasi, dan ada yang meninggal. Untuk jumlah korban meninggal pun masih sumir...ada yang mengatakan 4, ada yang mengatakan 6. Yang kami tau pasti, Mr.Ha termasuk salah satu korban meninggal. Ia ditemukan dalam sebuah tenda. Perlengkapan mendakinya nampak berantakan di luar tenda, seakan dilepaskan tergesa2. Ia sudah ditemukan dalam keadaan tak bernyawa, diduga karena kehabisan oksigen... Sementara itu, tidak ada 1 pun tim ekspedisi China yang mencapai summit...

Tim selatan, yang hanya diwakili oleh Fajri, pun tidak berhasil mencapai summit... Rupanya semalam angin disertai salju sangat kencang di atas sana. Kekuatan angin dinyatakan mencapai 54 km/ jam. Tim selatan akhirnya harus kembali ke base IV, dan misi dinyatakan selesai. Apakah kecewa? Jangan tanyakan padaku, karena aku merasa tidak berhak untuk menjawabnya. Tanyakan kepada mereka yang sudah berjuang selama 2 tahun untuk mencapainya... Bagiku pribadi, keberhasilan tim utara paling engga sudah mewakili keberhasilan tim indonesia untuk mencapai 7 summit gunung tinggi di 7 benua. Namun, mungkin masing-masing personal memiliki pencapaian dan target pribadi. Adanya faktor-faktor yang menghalangi tercapainya target pribadi itu memang di luar kendali kita sebagai manusia -- mahluk yang terbatas...

 Meskipun Fajri dijadwalkan baru tiba ke EBC besok siang, namun ia bersikeras untuk segera turun ke EBC didampingi oleh sherpanya. Sedangkan guidenya sendiri, Hiro, dan 2 pendaki Jepang lainnya, sudah terlalu lelah untuk melanjutkan perjalanan turun, dan memilih untuk tiba di EBC besok.

Fajri tiba di EBC sore hari. Aku bermaksud memberikan sambutan selamat datang. Tapi saat aku melihat suasana haru di dalam tenda, aku segera mengurungkan niat. Rasanya ngga tega melihatnya...ini benar-benar momen yang membingungkan...Bahkan saat aku menuliskan ini, aku tidak tahu bagaimana cara melukiskannya dengan kata-kata. aku turut sedih untuk misi tim selatan yang gagal kali ini, turut senang karena mereka bisa kembali dengan selamat, kebingungan untuk segera mendapat gambar keberhasilan tim utara, dan tidak tau topik apa yang sebaiknya kujadikan bahan pembicaraan bersama mereka malam ini...

Salju kembali terlihat menutupi bebatuan di sekitar perkemahan kami. Makan malam kami hanya cukup untuk memanaskan perut untuk sementara waktu. Jadi sebaiknya aku segera kembali ke tendaku, sebelum jadi kesulitan memejamkan mata karena kedinginan...

 para sherpa juru masak selama di camp


 makanan favorit kami,rara noodles
 foto: lori
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar