Halaman

Jumat, 12 Juli 2013

360: KRISIS AIR

Antara senang, bangga, tidak percaya, kaget...semua berampur jadi satu saat mengetahui liputan 360 berjudul “Krisis Air” meraih penghargaan MH Thamrin PWI Jakarta. Bukannya tidak pernah berharap liputan itu akan menang (setiap orang pasti berharap karyanya jadi yang terbaik, khan...). Tapi kalau mengingat berbagai kesulitan yang menyertai liputan ini, rasanya jadi pengen terharu (T_T)

Idenya datang dari produser saya, Indra Marpaung. Dia menanyakan apakah saya pernah membayangkan darimana asalnya air yang saya pakai untuk mandi di hotel-hotel atau cuci tangan di toilet mall-mall. Dan saat dia bilang itu adalah air daur ulang dari semua air yang dipakai pengunjung di mall/ hotel itu, rasanya jijik sekali.... ngga pengen menebak itu air bekas digunakan apa aja oleh orang-orang yang memakainya sebelumnya. Sulit dipercaya, tapi kenyataannya sistem itu adalah sistem terbaik dan terefisien untuk saat ini – dan telah diterapkan di banyak gedung modern di seluruh penjuru dunia.


Daur ulang air di salah satu gedung di Jakarta.

Pertanyaannya adalah mengapa sistem tersebut harus berlaku?

Dan jawabannya adalah: untuk meminimalisir eksploitasi air tanah. Membludaknya jumlah penduduk dunia berpengaruh pada luasan pemukiman (baik yang melebar, maupun meninggi), yang akhirnya turut meningkatkan konsumsi terhadap air. Saat penduduk hidup jauh dari sumber air, yang mereka lakukan adalah mengeksploitasi air tanah. Kebayang khan cara eksploitasi air untuk penghuni apartemen dan hotel??!! Eksploitasi air tanah yang massif akan merusak kualitas tanah, dan dalam jangka panjang – bagian terburuknya – akan membuat tanah -- tempat gedung pengeksploitasi air itu – amblas...

Bagaimana jika penduduk hidup dekat dengan sumber air – di pinggiran sungai misalnya? Well, ngga ada yang salah dengan itu. Bagus malahan...airnya bisa langsung ambil dan pakai. Tapi masalahnya adalah pencemaran yang terjadi di hulu sungai akan mempengaruhi kualitas air yang dialirkan hingga ke hilir. Jadi kebayang donk kalau di hulu sungai didirikan pabrik, kemana lagi limbah akan dibuang?? Yuppss...sungai adalah alternatif tempat pembuangannya. Belum lagi dengan pemakaian pestisida di sawah-sawah dekat sungai, dan pemakaian deterjen untuk mencuci baju oleh warga yang tinggal di bantaran kali.


Bayangkan ratusan ibu mencuci dengan deterjen di hulu sungai seperti ini.

Jika pencemaran di sungai adalah kalkulasi dari semua yang saya sebutkan di atas, maka air macam apa yang akan diterima oleh warga yang MCK di hilir? Atau lebih lagi, oleh warga yang jauh di kota dan mengira bahwa mereka menerima kualitas air yang terjamin karena memperolehnya dari PDAM?

Untuk liputan ini, saya bertemu dengan pengelola air daerah di Jakarta. Dan betapa terkejutnya saya saat mengetahui penyaringan air di ibukota bahkan tidak bisa menyamai kualitas penyaringan air di Eropa (di Eropa, air keluar keran bisa langsung diminum. Di Indonesia? Jangan coba-coba).


Saya membandingkan data di pengelola air daerah dengan hasil penelitian IPB Bogor.

Saking banyaknya narasumber untuk topik ini, saya sampai bingung memilih wawancara mana yang akan saya tulis disini. Tapi akhirnya saya memilih Firdaus Ali. Dia adalah orang dibalik rencana pembangunan deep tunnel kota Jakarta yang dicanangkan Gubernur Jokowi. Menurut saya, Firdaus Ali bukan hanya mengumbar janji rancangan dan ide (bisa dibandingkan dengan pihak yang pernah mendengungkan “Blue Energy” dan “Supertoy”...you know who, lahh...). saya telah mengelilingi rumahnya dari luar sampai dalam, dan terkesima dengan pengelolaan air di rumahnya yang sangat efisien. Terlalu sulit untuk dijabarkan...mungkin kalian harus berkunjung dan melihatnya sendiri.


Firdaus Ali

Berikut petikan wawancara saya dengan Firdaus Ali:

Lori Siregar
kita harus mengakui bahwa sebenarnya jika kita berbicara krisis air tidak semua orang sepakat bahwa katanya Jakarta ini krisis air. Jadi sebenarnya kapan tepatnya Jakarta dinyatakan krisis air ?

Pak Firdaus
Oke, krisis air itu adalah dua situasi yang berbeda, pertama adalah kelebihan ketika kita tidak mampu mengelolanya yaitu adalah genangan, banjir kemudian kita kekurangan ketika kita membutuhkan setiap saat. Itu yang disebut dengan krisis,

Lori Siregar
Berarti sudah sejak lama ?

Pak Firdaus_01:25
Jakarta mulai krisis air yang kalau kita lihat dari kelebihan tadi itu sejak abad ke-18 itu kita sudah mengalami krisis air tetapi kemudian kalau kita lihat dari kekurangan air baku untuk air minum kita sudah mengalami krisis itu sejak tahun 78 sebetulnya

Lori Siregar
Kenapa kita bisa dinyatakan kekurangan air baku, memangnya air yang ada saat ini tidak bisa dinyatakan air baku ya Pak ?

Pak Firdaus_01:51
13 kali yang ada di Jakarta -- dengan 76 anak kali -- yang tadi kemudian isinya sampah, isinya limbah. di titik itu kemudian ya kita sudah melanggar baku mutu peruntukan air tadi. sehingga tidak satupun -- sampai saat ini tentunya kemudian -- satu sungaipun di Jakarta, yang layak jadi air baku


Sampah di sungai Jakarta

Lori Siregar
Tidak satupun ?

Pak Firdaus_02:28
Tidak satupun

Lori Siregar
Anda tahu efeknya fakta ini apabila masyarakat tahu ?

Pak Firdaus_02:33
Oh iya makanya saya katakan dan saya sudah berkali – kali mengatakan bahwa memang ini fakta yang udah di depan mata kita. Kesalahan ada di siapa, kesalahan ada di kita semua gitu.

Lori Siregar
Meskipun kita sudah punya undang – undangnya ?

Pak Firdaus_04:02
Ya undang – undang kita punya, peraturan Pemerintah, kita punya. kemudian permen, kita punya. tapi kemudian sekali lagi yang bikin saya sedih apa, kita di Republik ini sangat rajin dan sangat agresif sekali membikin undang – undang dan regulasi, tetapi kemudian kelemahan kita adalah menerapkan, menegakkan, memplementasikan peraturan tadi

Lori Siregar
Bisa dikatakan bahwa apabila kita sederhanakan bahasanya Pemerintah sebenarnya melanggar hak masyarakat untuk mendapatkan air dengan kualitas air yang baik ?

Pak Firdaus_04:31
Ya bahasa yang paling sederhana ya begitu. inilah tragedi yang saya katakan anak ayam mati di lombong padi, orang kehausan di tengah kolom renang mewah gitu.


Perjuangan warga memperoleh air untuk mencuci pakaian.

Lori Siregar
Oke mungkin akan lebih baik apabila Bapak memberikan perbandingan harga ?

Pak Firdaus_05:13
Oke, kita punya preklemen 3 Ham negri menegok 3 tahun 2003 bahwa disana itu di gariskan sebanding masyarakatnya tidak boleh melebihi 4% dari incomenya mereka untuk air minum

Lori Siregar
Itu berarti ?

Pak Firdaus_05:27
Ya ini kalau misalnya dulu artinya dari , misalkan dia pendapatannya sejuta sebulan, berarti 4% dari 40.000 rupiah per bulan sebanding untuk air minum, kalau dia di atas tadi itu terkait kaya artinya bahwa emang sudah melanggar batas – batas kewajaran tadi.

Sekarang kita lihat kalau masyarakat di Jakarta Utara tidak punya akses ke air kepitaan lalu kemudian dia terpaksa membeli air dari gerobak dorong tadi, ya kalau saya konfersi ke nilai meter kubiknya masyarakat yang tinggal di kamal muara itu mereka membayar 137,500 rupiah per meter kubik air bersih. padahal orang yang tinggal di Pondok Indah atau kemudian tinggal di Wisma Regata atau tinggal di Pantai Indah Kapuk kategorikan rumah mewah mereka bayarnya paling tinggi 6700 rupiah per meter kubik. bayangkan 6700 rupiah di bandingkan dengan 137500 itu orang miskin yang membayarnya.


Air gerobak dorong dijual

Lori Siregar
Ini justru menyengsarakan bagi masyarakat kita yang golongan menengah ke bawah ?

Pak Firdaus_06:33
Sangat , makanya saya katakan ini adalah air yang termahal di dunia dan di bayar oleh orang miskin. kalau di bayar oleh orang kaya, tidak ada masalah. buat saya misalkan di Tokyo orang bayar air misalkan 70.000 rupiah per meter kubik, itu wajar. Kenapa? karena emang mereka orang yang strata ekonominya sangat tinggi sekali

saya mulai mengingatkan Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat kemudian saya katakan bahwa Management dari publik itu management by accident. Kalau sudah ada orang yang mati kekeringan, kemudian orang yang sakit kena diare jumlahnya masih gitu yah, di titik – titik kemudian baru kita panik, kita seminar, kita diskusi, kita berdebat di televise lalu kemudian kita lupa kembali

Lori Siregar
Gampang lupa ?

Pak Firdaus_07:33
Ya

Lori Siregar
Gampang panic dan gampang lupa ?

Pak Firdaus_07:35
Benar

Lori Siregar
Oke, tetapikan Pak ada juga akhirnya sebagian orang yang “berhasil” untuk mengakses air di Jakarta ini melalui air tanah atau membuat sumber semacam itu, apakah itu tidak cukup aman ?


Uji coba sampel air sungai di IPB Bogor

Pak Firdaus_08_18
rumah tangga hanya menggunakan air tanah dangkal yang kualitasnya tergantung kondisi septictang, kondisi kemudian air tanahnya tadi yang kualitasnya rata – rata ya dari hasil penelitian kita tahun 2011 itu, 87% air tanah dangkal itu terkontaminasi oleh buangan septictang. kan ini yang kalau dangkal yah


Bu Etty memberitahu saya bahwa sulit mengharapkan kualitas higienis di air Jakarta.

sekarang kita lihat air tanah dalam yang diambil oleh hotel, gedung, perkantoran, mall tadi jumlahnya masiv sekali. ... Persoalannya apa, kalau mereka mengambil dari jumlah masiv dan kemudian tidak ada kemampuan mengisi -- baik secara alami maupun secara aktifisial mengisikan kembali air tanah dalam, yang terjadi apa? laju turun muka tanah kita itu sangat hebat sekali. makanya saya katakan berkali – kali Jakarta adalah pemegang rekor setelah mexico city, Bangkok, Yokohama dengan laju peringkat yang tertinggi di dunia saat ini

Lori Siregar
Berapa senti meter penurunan itu terjadi setiap tahun ?

Pak Firdaus_09:22
Rata – rata 11 senti per tahun, di titik tertentu ada yang 28 senti per tahun,

Lori Siregar
Oke ini termasuk yang agak tinggi ?

Pak Firdaus_10:00
Kalau kita tidak berhasil mengendalikan laju turun muka tanah kita, di Jakarta tahun 2050 nanti pinggir laut ada di dukuh atas persis, dan nasib tanah itu adalah bagian masa lalu yang di kunjungi dengan menggunakan kendaraan amfibi atau kendaraan yang di desain pada tahun 2050 nanti kan bisa kemudian dari Blok M begitu dia masuk semanggi dia kan keluar profilernya pingin dia berjalan di atas air

Lori Siregar
Dan anda sudah memaparkan ini kepada Pemda atau entah Pemerintah ?

Pak Firdaus_10:56
Sudah berkali – kali

Lori Siregar
Jawaban yang tidak realistis ?

Pak Firdaus_11:17
Iya

Lori Siregar
Oke, sesignifikan apa dampak eksploitasi air tanah itu jika tadi dalam jangka panjang dan jangka pendek ?

Pak Firdaus_11:28
Jangka pendek apa yang terjadi DKI Jakarta selalu di sorot lalu kemudian publik media kemudian menyoroti kinerjanya Pemerintahnya DKI Jakarta, mana uang yang besar anggaran besar kenapa ngga bisa mampu menghilangkan titik – titik genangan,

lalu kemudian Pemprov DKI mengatakan kami berhasil menurunkan dari 193 ke 92. dari 92 ke 78. dan 78 ke 62 titik. susah itu genangan yang tersusah. Dan ya Jokowi mengatakan bahwa dia akan menargetkan setiap tahun akan hilang sekitar 10 – 15 titik genangan baru,

tapi kemudian ketika hujan turun banjir yang melanda Jakarta 2 minggu yang lalukan kemudian kelihatan adalah curah hujan kita belum sehebat tahun 2007 kan, loh kok Jakarta lumpuh total. Kenapa? karena ada faktor yang tidak di ungkap kata beliau

Lori Siregar
Apa itu ?

Pak Firdaus_12:17
16 titik lama kita hilangkan ada 38 titik baru yang muncul kan tidak di ceritakan akibat turun muka tanah tadi

Lori Siregar
Anda merasa publik harus tahu, atau sebenarnya ini adalah wujud bagaimana Pemda berusaha agar masyarakat tidak khawatir?

Pak Firdaus_12:31
Ehm… saya tidak tahu barang kali juga ya biasanya kalau menjual kecap itu kan selalu yang disampaikan yang baik – baik, yang bagus – bagus gitu, kalau disampaikan yang jelek ini kemudian yah tidak ada yang beli gitu

Lori Siregar
Air tergenang penyakit dan segala macam yah ?

Pak Firdaus_18:32
Penyakit akan jadi bagian yang melengkapi penderitaan masyarakat tadi itu


Bagaimana mengetahui kualitas air yang dipakai oleh warga ini untuk mencuci beras?


Lori Siregar
Dan itu semakin kompleks dan akhirnya nampaknya memang tidak ada harapan bagi masyarakat miskin untuk mendapatkan air yang bersih ?

Pak Firdaus_18:43
Yah harapan selalu ada, tapi kemudian kewajiban Pemerintah Negara ini yang harus adil dalam memenuhi kewajiban tadi itu

Lori Siregar
Caranya ?

Pak Firdaus_18:50
Caranya begini, Pemerintah kemudian memastikan bahwa air baku yang masuk ke Jakarta tadi itu securitynya tinggi. Jangan kejadian seperti tahun 2011 tanggal 31 Agustus malam tiba – tiba kemudian tanggul buaran jebol kenapa, karena ngga pernah di maintain ngga pernah dipelihara dengan baik,

Kedua adalah operator air minum kita juga harus bisa menurunkan tingkat kehilangan air kebocoran dengan signifikan ....disisi lain kemudian ada upaya yang seharusnya sudah merupakan kewajiban tapi tidak dilaksanakan. misalkan membangun sumur resapan.

ketika orang mendapatkan izin mendirikan bangunan, ada persyaratannya tapikan ngga pernah di import di tegakkan oleh Pemerintah DKI Jakarta. apakah si A dapat IMB kemudian dia membangun sumur resapan atau tidak? dan inikan harus kewajiban, sehingga kalau ini dilaksanakan.

Lori Siregar
Itu cukup menarik Pak mengenai sumber resapan itu Bapak bisa menerangkan lebih dalam seperti apa sebenarnya sumur resapan itu ?

Pak Firdaus_21:10
Sumur resapan simpel sekali air yang dari atap ya kemudian kita salurkan ke dalam sebuah lobang ya tergantung ukuran luas lahannya di peraturan Pergub 68 tahun 2005 tentang sumur resapan itu dikatakan setiap 12 meter persegi tadi tuh harus ada 1 meter kubik sumur resapan, 1 meter kubik artinya 1x1x1.

jadi air hujan yang jatuh di masukkan sumber resapan, nanti dia akan mengisi air tanah kita, dan sekaligus dia akan mengurangi lebat air lintasan yang akan mengisi selokan yang bikin menyebabkan banjir tadi itu tadi.

persoalannya tidak pernah dilaksanakan

Lori Siregar
Mengapa apa biayanya terlalu mahal di bandingkan dengan membuat mengebor air yang ada di dalam tanah yang kedalamannya lebih dari 60 meter seperti Bapak bilang ?

Pak Firdaus_21:56
Tidak lebih mahal malahan. kalau bikin sumur, barangkali dibutuhkan ya kedalaman 12 meter dibutuhkan 4 juta. bikin sumur resapan barang kali yang sederhana cuma butuh 500 ribu yah, barang kali

Lori Siregar
Lalu mengapa mereka tidak melakukan ?

Pak Firdaus_22:06
Karena emang tidak ada edukasi dan tidak pernah ada pengawasan

Lori Siregar
untuk Negara – Negara di luar apakah memang juga sudah ada peraturan semacam itu bahwa gedung – gedung tinggi seperti apartemen, mall dan yang lainnya harus memiliki sumur resapan seperti itu ?

Pak Firdaus_22:59
Ya ... sehingga management air mereka bagus sekali dan itu merupakan kewajiban lalu kemudian kewajiban itu tidak akan sendiri ada juga insentif dengan dis insentif, kalau mereka tidak melakukan mereka di denda, oleh karena itulah mereka melakukan mereka diberikan insentif misalkan protetiteks mereka pajak bumi dan bangunan mereka diberikan discount

Saya berkali – kali mengatakan ke Pemprov DKI Jakarta, berlakukan hal ini dan anda pasti akan mendapatkan yang jauh lebih tinggi di bandingkan hanya mengcollect pajak ,kemudian kita bayar mahal biaya sosial -- akibat kemacetan, akibat banjir, akibat bencana kekeringan dan sebagainya

Lori Siregar
Negara mana saja yang sudah menerapkan hal itu ?

Pak Firdaus_24:27
Ohh ngga usah jauh – jauh saya bandingkan dengan Singapura kan terlalu canggih, bandingkan saja Filipine, Manila kemudian Kuala Lumpur kan orang Hanoi misalkan itu Negara yang merdekanya belakangan dari kita

Lori Siregar
Hanoi pun sudah menerapkannya yah.

Lori Siregar
Apakah ini hanya sanggup dilakukan atau memang harus dilakukan oleh gedung gedung besar semacam itu atau sebenarnya itu bisa diaplikasikan dalam kehidupan rumah tangga?

00:26:00 Pak Firdaus:
Semua, mau rumahnya kecil tak katakan tidak punya halaman dia bisa bikin kolektif 2, 3, 4 rumah sebenarnya. Dibikin di bawah jalan, di bikin di bawah taman, semua tersedia tekhnologinya sebenarnya.

Yang jadi persoalannya adalah kalau masyarakat miskin jangankan bikin sumur resapan untuk hidup saja sudah sulit. Di titik ini Negara harus hadir,

Lori Siregar
Anda punya konsepnya pak Firdaus? Tapi anda sudah menerapkannya?

00:27:04 Pak Firdaus :
Di rumah ini Alhamdulillah saya lakukan dari A – Z, artinya kemudian orang bilang bahwa saya punya prinsip kalau bisa satu tetes air pun tidak saya biarkan keluar dari rumah saya.

Lori Siregar
Anda punya dimana?

00:27:17 Pak Firdaus:
Anda lihat di bawah saya punya banyak lubang untuk sumur resapan, saya punya disana septic tank closet yang airnya kemudian diolah kembali menjadi air bersih. Septic Tank loh yah bukan air biasa, jadi orang pasti takut kalau dengar Septic Tank itu adalah air tinja gitu. Tapi saya olah lagi untuk dipakai.

Lori Siregar
Anda pakai air tinja anda?

00:27:37 Pak Firdaus:
Yah. Kenapa? Karena memang saya perpendek siklus hideologi, di depan saya punya system yang sama kemudian di dalam rumah juga punya system yang sama. Saya punya water loss disini air itu saya biarkan berputar di rumah saya.

Lori Siregar
Mungkin ada sebagian orang yang sangat awam bahkan tidak mengerti bagaimana proses menggunakan air tinjanya sendiri. Anda bisa menerangkannya dengan bahasa yang sederhana?

00:27:57 Pak Firdaus:
Air dari WC yang saya bawa ke septic tank kemudian septic tank itu saya siapkan disana bakteri super yang dia mampu mendigest, mengolah dengan cepat tinja tadi, dalam hitungan 24 jam dia akan menghancurkan. Setelah dihancurkan kemudian dia akan mengendap jadi lumpur, yang makin lama makin kecil. air hasil olahan tadi itu sudah mengandung zat organic yang rendah. Begitu dia melewati kompartemen berikutnya dia akan mengalami proses disananya lagi dengan … setelah dia masukkin ke dalam tanah nanti bakteri dalam tanah akan membantu untuk menetralisirkan ke bawah. Dan dia bercampur dengan air sumur resapan saya lalu kemudian jarak 20 meter kemudian saya tanam kembali air tadi.

Lori Siregar
Bagaimana kita meyakini bahwa ini 100% bisa dipercaya bersih?

00:28:42 Pak Firdaus:
Saya kan ke laboratorium setiap saat saya ambil samplenya saya masukkan ke laboratorium dan nanti saya lihat hasilnya di laboratorium perfectly dan lebih baik dari air apa pun dari air pam sekalipun.

Lori Siregar
Tetangga anda tahu hal ini?

00:28:56 Pak Firdaus:
disini juga saya sulit barangkali untuk menjelaskan dengan gamblang bahwa mereka bilang wah itu air tinja, nanti bisa masuk ke sumur saya. Padahal mereka lupa rumah yang berdempetan tidak tahu tetangganya dia menaruh sumur resapannya di tetangganya. Sering kejadian, karena saya sering menghadapi kejadian yang seperti ini disini saya pastikan lokasi sumur resapan.


Firdaus Ali menunjukkan saya pengelolaan air di rumahnya.

Lori Siregar
Berarti sebenarnya pak Firdaus membutuhkan waktu untuk sosialisasi hal ini. Karena termasuk terlalu banyak masyarakat kita yang kesulitan menerima itu. Oke apakah membutuhkan berapa harganya pak?

00:30:20 Pak Firdaus:
Harganya murah sekali sebetulnya jika dibandingkan dengan … rasionya paling simple sekali. Kalau kita buat bangunan misalkan dia menghabiskan 100jt misalkan dia tidak akan menghabiskan lebih dari satu setengah juta. Jadi 1,5% cuman dari nilai …

Lori Siregar
Dan apabila seluruh penduduk Jakarta akhirnya sepakat untuk membuat hal ini apakah hal ini otomatis akan menjadi solusi bagi warga Jakarta untuk memperoleh air bersih?

00:31:26 Pak Firdaus:
Tidak, ... kecil sekali kemungkinan itu bisa diamankan di dalam sebuah kawasan yang padat seperti kota Jakarta. Sehingga tetap jaminan yang pasti tadi itu lah air perpipaan.

Lori Siregar
Air perpipaan, oke. Ternyata memang lebih rumit dari yang dibayangkan oleh orang. Kami mengingat satu hal lagi pak, mengenai program Jokowi untuk membuat Deep Tunnel Multifungsi dan ini dinyatakan sebagai salah satu atau mungkin yang terbesar untuk mengatasi masalah banjir di Jakarta dan anda salah satu yang bekerja dibalik itu semua. Kenapa harus 5 fungsi?


Bagan Deep Tunnel Jakarta yang dirancang Firdaus Ali


00:32:51 Pak Firdaus:
Tadi saya katakan ibu kota kita ini menghadapi kompleksitas yang luar biasa dalam waktu yang bersamaan kita punya persoalan lebih dari 5. Kemacetan, banjir, air baku yang krisis, air limbah yang tidak terolah kemudian kita tidak mempunyai jaringan utilitas di bawah tanah. 5 itu saya ambil diluar masalah masalah social yang lainnya kejahatan, criminal dan sebagainya. Lalu kemudian kita mempunyai isu yang paling berat sekali yaitu apa membangun infrastruktur baik itu jalan maupun pengendali banjir apalagi air baku itu isu utama apa kita kesulitan membebaskan tanah mendapatkan lahan.

Lori Siregar
Tetapi untuk 5 fungsi pertama di dunia untuk Deep Tunnel tentunya pasti ada yang menyampaikan kepada anda bahwa anda terlalu berani, dan ini terlalu berisiko. Bahkan untuk jalan diatas saja bisa dikorupsi apalagi untuk proyek Deep Tunnel yang sangat berisiko.

00:36:58 Pak Firdaus:
Yah jelas, ..... Ada yang mengatakan jangan bermimpi membangun Deep Tunnel di Jakarta, kenapa? Tanah Jakarta tidak sama dengan di Kuala Lumpur, tidak sama dengan Singapore, tidak sama dengan Malaysia, dari awal saya katakan saya sangat aware sekali dan saya jawab dalam tekhnologi terowongan bawah kota itu kita akan berhadapan dengan 3 situasi tanah. .... Bagi saya masa tekhnik itu tidak sulit, yang sulit itu adalah masalah non tekhnis. Ada yang mengatakan jangankan buat terowongan, sungai saja isinya sampah.

Lori Siregar
Tapi itu fakta kan?

00:38:25 Pak Firdaus:
Yah, jangan jangan nanti terowongan juga isinya sampah juga. Saya jauh hari sudah mengatakan bahwa yang akan masuk ke terowongan itu tadi tidak ada sampah tidak ada sedimen.

Kenapa? .... membangun infrastruktur bawah tanah ini harus dikelola secara bisnis. Harus dikelola secara bisnis, professional, dan harus dalam entitas private sector.

Kenapa? .... karena mereka bisa memelihara infrastrukturnya karena ada dana untuk perasi dan pemeliharaannya gitu. Dan diberlakukan SOP yang ketat sekali, didesain nanti ada kamera setiap 100meter kemudian ada kamera yang akan merekam perilaku pengguna. Misalkan ada yang membuang sampah gitu, begitu dia keluar dari Exit akan kita tangkap. Bahwa anda melakukan kesalahan, dan sudah ada peraturan memang diambil ditangkap diberlakukan law enforcement yang ketat dibawah tadi kenapa? Dari bawah tanah kita akan mendidik masyarakat kita di Ibu Kota ini untuk tunduk dengan aturan tadi.


Rancangan penerapan Deep Tunnel di bawah kota Jakarta


Lori Siregar
Sejak kapan anda sebenarnya memiliki ide ini?

00:40:45 Pak Firdaus:
Yah, 2005 saya pertama kali 12 Desember saya launching di Sari Pan Pasifik Hotel tetapi kan kemudian pada saat itu kan wah ini … karena kita tidak merasakan krisis pada saat itu.

Lori Siregar
2005 itu adalah era Sutiyoso

00:41:00 Pak Firdaus:
Lalu kemudian banjir besar melanda Ibu Kota tanggal 2 Februari tepatnya tahun 2007 lalu kemudian itu banjir yang sangat berat yang dijalani lalu kemudian saya dipanggil sutiyoso lalu kemudian dia baca lalu kemudian tanggal 5 maret tahun 2007 dia di Aparat Komisi V DPR mempresentasikan NPDP saya. Lalu kemudian setelah itu pak Jusuf Kalla waktu itu Wakil Presiden memfasilitasi komunikasi dengan pemerintah pusat dan juga dengan pihak Investor. Kita rapat marathon sampai tanggal 25 Mei tahun 2008. Kabinet di DKI berganti Sutiyoso lengser lalu kemudian Fauzi Bowo naik pada rapat terakhir dimana investor sudah hadir ketika Pak Jusuf Kalla menanyakan ke DKI Jakarta bagaimana persiapan DKI dalam rangka mengimplementasikan ini lalu kemudian saya ingat pada saat itu Wakil Gubernur DKI Jakarta bapak Priyanto menjawab bahwa kami belum tertarik untuk membangun terowongan ini.

Lori Siregar
Serius?

00:42:03 Pak Firdaus:
Serius.

Lori Siregar
Investornya dikemanain?

00:42:05 Pak Firdaus:
Yah akhirnya untungnya Investornya tidak ngerti bahasa Indonesia saat itu. Karena dia tidak mengerti bahasa Indonesia kemudian dia kaget apa yang dibicarakan kemudian pelan pelan kita katakan, dalam bahasa kasarnya begini Da sepertinya kita lagi mendelay sebentar saja ini akan kita bangun tapi kita delay.

Lori Siregar
Terakhir pak Firdaus, apabila pembangunan Deep Tunnel ini lancar berapa waktu yang kita butuhkan?

00:44:26 Pak Firdaus:
Tergantung mau cepat bisa 2 tahun, 2,5 tahun, mau normal 3, 4, 5 tahun mau lebih lama lagi yah sampai kapan pun banjir besar datang mungkin tidak akan selesai. Kuncinya adalah komitmen dan leadership.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar