Halaman

Minggu, 07 Oktober 2012

Bahrain: Berkunjung ke Benteng



museum informasi untuk Benteng Bahrain
Di negara sekecil Bahrain, ternyata mereka memiliki situs sejarah yang bernilai – setidaknya demikian menurut dunia, sehingga digolongkan dalam Situs warisan Dunia UNESCO. Seusai liputan, kami pun menyempatkan untuk mampir ke Qal'at al Bahrain, atau yang sering dikenal dengan sebutan Benteng Bahrain.

Saat kami datang, museum yang menjadi pusat penerangan untuk benteng tersebut sudah tutup. Aku rasa karena kami datang menjelang senja. Tapi itu tidak menghalangi kami untuk berkeliling – atau setidaknya mengambil beberapa gambar sudut benteng. Toh supir kami, Jafar, sudah berbaik hati mengantarkan kami ke tempat ini.

sisa reruntuhan peradaban Dilmun
Lokasi benteng Bahrain sebenarnya diperkirakan telah diduduki warga sipil sekitar pada abad ke-4 SM. Mereka percaya lokasi itu merupakan tempat munculnya peradaban Dilmun. Di sekitar benteng utama, ditemukan jalan, struktur perumahan dan monumen dari 2300 SM, yang dikelilingi oleh dinding pelindung. Sayangnya, semua sudah tidak beraturan dan pecah-pecah. Menurut info dari wikipedia, sebenarnya hanya se-perempat bagian saja dari situs yang berhasil ditemukan – mungkin karena sempat tidak terawatt sekian lama dan karena tantangan cuaca.

bersama Timmy dan Yudi di Benteng Bahrain
Kami segera berjalan memasuki benteng utama. Ada pintu-pintu yang terkunci, tapi da juga yang terbuka. Bagian benteng yang terbuka di tengahnya sangat lapang, dengan beberapa tangga tanpa sisi pegangan yang menempel ke dinding. Pada abad ke-16 Portugis lah yang telah  datang dan membangun benteng ini. Bahkan menurut catatan sejarah, di bawah kekuasaan Portugis, benteng ini menjadi instalasi militer penting untuk melindungi rute perdagangan dari Afrika, India dan Eropa. Namun aku sendiri kurang mengetahui apa yang menyebabkan akhirnya benteng ini kehilangan masa kejayaannya, sehinga perlahan-lahan ditinggalkan. Paling tidak, benteng tersebut diperkirakan masih berfungsi hingga abad ke-18.

mungkin inilah gambaran kehidupan masa itu
Hari beranjak senja. Kami pun hanya memperoleh beberapa gambar untuk dokumentasi pribadi. Jafar nampaknya cukup geli dan terhibur melihat tingkah laku kami saat berpose bodoh untuk foto-foto kami. Yahh…aku rasa memang tidak banyak yang bias kau lakukan untuk menghibur diri sendiri jika kau berada di negara yang sedang sendu karena krisis nasional, khan…




Benteng Bahrain di kala senja


foto: Timothy, Wahyudi, Lori



Tidak ada komentar:

Posting Komentar